CILEUNGSI, WARTA-APOTEKER.com – Usaha jasa layanan kesehatan dewasa ini berkembang sangat pesat baik dari sisi jumlah maupun kualitas, untuk itu rumah sakit sebagai salah satu usaha jasa layanan kesehatan harus dapat meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi pada tercapainya kepuasan stakeholder.
Instalasi farmasi sebagai salah satu bagian di rumah sakit juga dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya secara berkelanjutan (continuous improvement) mengingat kontribusi pengelolaan farmasi yang sangat signifikan baik dari segi mutu maupun ekonomi bagi rumah sakit.
Kebijakan pemerintah dengan sistem Jaminan Kesehatan Nasional perlu ditindklanjuti dengan program yang efektif, efisien, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dengan pembiayaan yang terbatas (sesuai standar) semua jenis pelayanan yang menurut semestinya harus diberikan, dapat dilaksanakan.
Berkaitan dengan ini maka intervensi yang harus dilakukan adalah bagaimana praktik pelayanan kesehatan termasuk praktik farmasi harus diberikan secara efisien.
Konsep Lean Hospital Pharmacy merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan peningkatan quality, safety dan efficiency. Rumah sakit harus berusaha untuk meminimalisasi pemborosan dalam pelayanan kesehatan. Penerapan Lean Hospital Pharmacy dapat dilakukan untuk menjamin terjadinya efisiensi di setiap tahap praktik farmasi.
Pelayanan farmasi yang diberikan harus dapat menjamin ketersediaan terhadap obat dan pelayanan yang berorientasi pada pasien agar penggunaan obat tepat dan rasional sesuai kebutuhan klinis pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi antara pasien, apoteker dan dokter serta tenaga kesehatan lainnya.
Praktik kolaborasi bukan hanya diperlukan demi keselamatan pasien, tetapi juga untuk meningkatkan kepuasan serta terciptanya mutu pelayanan kesehatan yang baik. Pelayanan yang terpisah-pisah (fragmanted care) dapat menyebabkan pelayanan menjadi tumpang tindih, konflik interprofesional, serta keterlambatan pemeriksaan dan tindakan.
Penanganan pasien secara interdisiplin dapat meningkatkan kepuasan pasien serta mengurangi hospitalisasi dan angka kematian.
Untuk itulah HISFARSI Jakarta memandang penting untuk menyelenggarakan workshop “Lean Hospital Pharmacy dan Percepatan Kolaborasi Praktik Apoteker dan Dokter”, yang akan dilaksanakan pada tangal 11 – 12 April 2015 bertempat di Hotel Lumire Jakarta. Adapun susunan acara kegiatan tersebut terlampir dibawah ini :
Hari Sabtu, 11 April 2015
JAM | ACARA | PEMBICARA |
---|---|---|
08.00 – 08.30 | Pendaftaran | Panitia |
08.30 – 09.00 | Pembukaan | Drs. Masrial Mahyudin,Apt.MM |
09.00 – 09.30 | Coffee Break | Panitia |
09.30 – 10.00 | Key note Speaker | Dirjen Bina Kefarmasian dan Allkes |
10.00 – 10.50 | Lean Management | dr. Tri Sasi Lestari, MPH |
10.50 – 11.45 | Implementasi Lean Hospital Pada Praktik Farmasi Di Rumah Sakit | dr. Tri Sasi Lestari, MPH |
11.45 – 13.00 | ISHOMA | Panitia |
13.00 – 13.55 | Pelayanan kesehatan pada pasien dengan penyakit kronis | dr. Edy Rizal Wahyudi,Sp.PD-K.Ger,FINASIM |
13.55 – 14.50 | Kolaborasi apoteker dan dokter dalam pelayanan kesehatan pada pasien dengan penyakit kronis | Dr. Widyati,M.Clin.Pharm. Apt |
14.50 – 15.00 | Coffee Break | |
15.00 – 15.55 | Cost effectiveness Analysis dalam pelayanan farmasi | Dr. Agusdini Banun, Apt, MARS |
15.55 – Selesai | Evaluasi dan Penutupan | Panitia |
Hari Minggu, 12 April 2015
JAM | ACARA | PEMBICARA |
---|---|---|
08.00 – 08.15 | Pendaftaran Ulang | Panitia |
08.15 – 08.30 | Coffee Break | Panitia |
08.30 – 10. 00 | Workshop Lean Hospital Pharmacy | Tim RSKD |
10.00 – 11.30 | Workshop Praktik kefarmasian untuk pasien dengan penyakit kronis | Tim RSCM |
11.30 – 13.00 | ISHOMA | Panitia |
13.00 – 14.30 | Workshop Cost-effectiveness | Dr. Agusdini Banun, MARS dan Tim |
14.30 – 15.00 | Evaluasi dan Penutupan | Panitia |